Seorang pembuat film dokumenter asal Inggris 'menikahi' pria pejuang suku suku Amazon kendati usia mereka terpaut 30 tahun. Melalui film dokumenternya dia mengaku setuju untuk menyoroti raksasa minyak yang merambah dan menghancurkan lingkungan suku pedalaman Amazon.
Sarah Begum hanya berusia 21 tahun setelah dia meninggalkan London untuk menghabiskan dua minggu dengan suku Huaroani dan bersedia menjalani ritual simbolik. Seperti yang dilansir Daily Mail, kini dia memiliki 3.000 anggota suku di hutan hujan Ekuador yang kaya mineral.
Meskipun sejarahnya sejak 1950 hubungan suku Amazon cukup tegang dengan dunia luar, terlebih lima misionaris AS tewas karena berusaha menyusup, namun dia mengaku disambut dengan tangan terbuka.
Dia belajar bagaimana menenun dengan rumput dan berburu dengan sumpitan, dan pada akhir periode dia 'menikahi' pria Amazon yang berusia 50-an bernama Ginkto yang hanya bisa berbicara dengan bahasa sukunya sendiri dan sedikit dialek bahasa spanyol.

"Mereka senang bahwa saya benar-benar telanjang dan mulai membuat mahkota bagi saya dari bulu macaw. Saya diberitahu, mereka akan membuat saya sebagai Ratu. Saya dikelilingi oleh wanita dan pria yang bernyanyi dan menari di pondok," katanya.
'One of the women pulled off my underwear, and I gave in from there. The elder leader was chanting and the women were making chicha, their home-brewed beverage.
![]() |
Sarah Begum (kanan) dan pria suku Amazon bernama Ginkto (kiri) |
Suku itu mempercayai kalau pernikahan itu adalah salah satu yang kehormatan untuk membangun kepercayaan antar dirinya dengan suku tersebut.
"Ginkto adalah orang memikat dan pemburu yang kuat, yang membuatnya sangat populer di kalangan wanita. Ia juga sangat lucu dan ingin tahu tentang kehidupan saya di London," tambahnya lagi.
Begum merupakan salah satu dari banyak turis yang membuat film dokumenter tentang suku pedalaman Amazon selama bertahun-tahun, namun menikahi pria dari suku tersebut merupakan peristiwa yang langka. (fahrizal fahmi daulay/daily mail/Tribunnews)