Quantcast
Channel: Beritalingkungan.com | Situs Berita Lingkungan | The First Environmental Website in Indonesia
Viewing all 1284 articles
Browse latest View live

WALHI : ini momentum penghentian total reklamsi teluk Jakarta

$
0
0
JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM- Kasus penangkapan anggota DPRD Muhamad Sanusi dan pengusaha PT Agung Podomoro Land (APL), jadi momentum untuk pengentian secara total reklamasi Teluk Jakarta.
“WALHI Jakarta menilai, penangkapan ini harus jadi momentum penegakan hukum dan penghentian secara total reklamasi teluk jakarta,” kata Puput TD Putra, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jakarta.
Menurut Puput, reklamasi Teluk Jakarta bukanlah kepentingan masyarakat Jakarta tetapi menjadi kepentingan sekelompok elite dengan kapitalis dengan mengorbankan kelestarian alam dan msyarakat nelayan tradisional.
Terlihat jelas bahwa reklamasi tidak lagi berpijak pada kepentingan lingkungan hidup jakarta.
Release dari ahli ITB yang menyatakan bahwa pada 2015 tanah Jakarta amblas 2-4 cm, dan terparah di Jakarta utara tidak dijadikan peringatan bahwa reklamasi pulau yang secara geografis bersambung dgn daratan jakarta akan menambah penurunan tanah semakin ekstrim.
Raperda zonasi Jakarta didorong oleh Pemprov sebagai upaya uuntuk mendapatkan dasar hukum proyek reklamasi ternyata berbau korupsi.
“Seperti kita tahu, dasar hukum yg ada telah batal sejak terbitnya Perpres 54/2008 tentang penataan ruang kawasan jakarta (Jabodetabek Puncur),”tuturnya.
Namun upaya tersebut sangat lambat lanjut Puput, mengingat 3 kali paripurna dewan tidak kunjung quorum. Hal ini tentu saja menimbulkan berbagai praduga tentang loby politik yang belum selesai.
Dalam konteks reklamasi, suara dewan cenderung setuju dengn Pemprov untuk mereklamasi Teluk Jakarta. Namun, peta politik yang panas dalam 2 minggu terakhir di Jakarta dan meruncing pada pemilihan gubernur, semakin menegaskan bahwa citra ahok semakin meningkat.
Bagi Walhi Jakarta, kasus penangkapan politisi Gerindra bersama pengusaha PT Agung Podomoro Land memiliki dampak serius kepercayaan masyarakat terhadap partai yang cenderung korup dan reklamasi menjadi ajang bancakan sumber dana partai ketika projek-proyek APBD menyusut.(MJ)
-->

Organisasi lingkungan sedunia protes rencana pembangunan PLTU Batang

$
0
0
JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM- Sebanyak 230 organisasi lingkungan di dunia serta didukung oleh kalangan akademisi menyampaikan protes kepada Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Japan Bank International for Corporation (JBIC) agar membatalkan rencana pendanaan untuk PLTU batubara Batang.
Protes ini diiringi dengan aksi di depan kantor Kedutaan Besar Jepang di Washington D, Amerika Serikat pada tanggal 31 Maret 2016 yang lalu. Pada hari yang sama, hal serupa juga dilakukan di halaman kantor JBIC di  TokyoJ, epang. Sejumlah aktivis menyampaikan surat protes secara langsung kepada pimpinan JBIC.
Di Indonesia sendiri, aksi teatrikal juga dilakukan oleh kalangan masyarakat yang tergabung dalam Solidaritas Untuk Keadilan Warga Batang (SKWB) di depan kantor Kedutaan Besar Jepang di Jakarta. Aksi ini dilakukan untuk mendesak JBIC agar membatalkan rencana pembangunan PLTU Batang.
Sebagaimana diketahui bahwa Proyek PLTU Batang nantinya akan melepaskan sekitar 10,8 Juta ton emisi karbon ke udara per tahunnya. PLTU batubara  Batang, selain berdampak buruk pada iklim namun juga berdampak buruk pada kesehatan manusia dan rusaknya lingkungan.
Pius Ginting, Kepala Unit Kajian Eksekutif Nasional WALHI mengatakan PLTU Batubara akan berdampak pada pencemaran udara yang sangat mematikan dikarenakan buangan zat berbahaya bagi kesehatan manusia seperti patikel halus, SOx, NOx, dan merkuri. Dampak lainnya adalah pada penurunan produktivitas pertanian masyarakat, serta mencemari lingkungan.
PLTU Batang yang didirikan di daerah pesisir menjadi ancaman bagi hasil tangkap nelayan. Lalu lintas kapal batubara keluar masuk PLTU , tumpahan batubara dari bongkar muat, kebakaran batubara di kapal mengganggu mata pencarian nelayan pesisir.
“Kerja sama pemerintah Indonesia dengan Jepang dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga batubara di Indonesia seperti PLTU Batang, Jawa Tengah, PLTU Cirebon, Jawa Barat justru akan menjadikan Indonesia sebagai pasar teknologi kotor demi keuntungan lembaga keuangan internasional,” tambahnya.
Bermacam cara telah dilakukan dilakukan warga Batang menunjukkan penolakan mereka terhadap proyek ini, mulai dari aksi protes di berbagai lokasi, audiensi dengan instansi pemerintahan hingga mengajukan gugatan hukum terhadap keputusan pemerintah terkait pengadaan lahan yang mengabaikan kelestarian lingkungan, keselamatan, dan hak asasi warga.
Pembangunan PLTU Batang juga bertolak belakang dengan komitmen Presiden Jokowi dalam upaya memerangi perubahan iklim pada Konferensi Perubahan Iklim di Paris, akhir tahun lalu. Sudah seharusnya pengembangan energi terbarukan diutamakan dari pada pembangunan energi kotor melalui PLTU Batubara. Proyek PLTU Batang merupakan ambisi pemerintah yang lebih mengutamakan kepentingan korporasi daripada melindungi hak dan keselamatan masyarakat.
PLTU Batang telah lima kali melewati tenggat waktu financial closure dan terjadi banyak pelanggaran HAM selama lima tahun terakhir ini. Tenggat waktu Perjanjian Jual Beli Listrik/ PPA antara PT. Bhimasena Power Indonesia dengan PT. PLN (Persero) telah berakhir kemarin (6/4), sementara proses pembebasan tanah dan konflik sosial belum terselesaikan. Maka sudah seharusnya JBIC sebagai pemilik dana menarik diri untuk membiayai proyek ini.
Sementara itu, Desriko Malayu Putra, Juru Kampanye Energi Greenpeace Indonesia menyebutkan  bahwa PLTU Batang hingga tahun 2016 telah lima kali melewati batas waktu financial closure dalam Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik/PPA antara PT. Bhimasena Power Indonesia dengan PT.PLN (Persero), sementara itu proses pembebasan tanah dan konflik sosial belum terselesaikan.
Hal ini menunjukkan bahwa persoalan yang terjadi di Batang bukan masalah kecil namun menyangkut hajat hidup orang banyak. Maka selayaknyalah Presiden Jokowi membatalkan proyek ini karena secara tegas dan menyakinkan pembangunan proyek ini akan berdampak luas terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat Batang.
Hal yang sangat menyedihkan terjadi ketika Wakil Bupati Batang, Soetadi bersama perusahaan melakukan aksi penutupan seluruh akses terhadap lahan-lahan pertanian warga.
Akibatnya, penutupan ini telah menimbulkan kerugian terutama terhadap lahan-lahan yang masih tersisa (belum dibebaskan), kerugian berupa lahan pertanian yang tinggal menunggu masa panen dalam waktu dekat, kerugian tanaman padi dalam kondisi tertanam serta kerugian kebun warga yang tidak bisa dipanen, tambahnya.
Judianto Simanjuntak, Tim Kuasa Hukum Warga Batang, mengatakan bahwa pihaknya akan selalu mengupayakan langkah hukum terkait dengan kasus Batang. Hingga kini belum ada pemberitahuan tentang perkara ini dari Mahkamah Agung kepada Tim Kuasa Hukum terkait dengan gugatan administasi terhadap Keputusan Gubernur Jawa Tengah tentang Pengadaan Tanah Sisa Lahan.
Perjuangan warga Batang terus mendapat dukungan dari berbagai organiasasi lingkungan, kalangan akademisi dan ahli diberbagai negara di Dunia. Bahwa berbagai surat protes telah dilayangkan kepada Perdana Menteri Jepang agar memerintahkan JBIC selaku pendana utama PLTU Batang untuk menarik diri dari proyek ini. (Wan) 
-->

Tim gabungan bergerak tangani pencemaran laut di Kepulauan Seribu

$
0
0
Ilustrasi pencemaran laut akibat tumpahan minyak. Foto : Ist.
JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM-Pencemaran limbah di perairan Kepulauan Seribu kini mulai ditangani oleh  tim gabungan dari Kantor Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu, Kementerian Lingkungan Hidup, SKK Migas, Pertamina, Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta dan Kepolisian terus berupaya mengatasi dan menyelidiki limbah minyak yang mencemari perairan Kepulauan Seribu.
“Kami sudah mengambil sampel untuk uji laboratorium. Sementara terkait kasusnya, pihak kepolisian terus melakukan penyidikan dan penyelidikan, jika terbukti pelakunya diproses hukum,” kata Tiur Maida Hutapea, Kepala KLH Kepulauan Seribu, Rabu (13/4) seperti dikutip dari laman resmi Pemprov DKI. Tim Gabungan tersebut berjumlah 30 orang
Dijelaskan, tim telah melakukan identifikasi penyebaran limbah minyak tersebut secara cepat dan akurat yang meliputi Pulau Pramuka, Pulau Panggang dan Pulau Karya.
“Upaya dini adalah melakukan pembersihan laut yang tercemar dengan penyemprotan secara manual cairan pencuci piring yang ramah lingkungan dan tidak mengandung deterjen,” tandasnya.
Hari ini, tim akan kembali bergerak menuju titik-titik yang dirasa masih cukup tebal kadar pencemarannya, terutama di Pulau Karya yang akan digunakan kegiatan lingkungan hidup oleh Presiden RI Joko Widodo, Kamis besok.(BJ)
-->

Menggalakkan Eco Farming Kecil-kecilan

$
0
0
Ibu Negara Amerika Serikat, Michele Obama menggagas kegiatan berkebun di sekitar rumah.

Oleh : Andy Hendraswanto*

Suasana yang asri dan sejuk masih kita jumpai di alam pedesaan dengan hamparan hijau sawahnya  yang membentang. Tak luput pula jika kita amati  di sekitar rumah penduduk desa yang masih segar dengan ragam tanaman di dalam pekarangan rumahnya.
 
Ya, suasana seperti itu tentu saja patut untuk dipertahankan ditengah-tengah gempuran arus urbanisasi dan perubahan gaya hidup modern. Tatkala isu perubahan iklim saat ini selalu hangat untuk dibicarakan diberbagai forum, keberadaan pekarangan  atau dalam bahasa Belanda-nya sering disebut dengan istilah erfcultuur ini masih pantas untuk dipertahankan bahkan perlu digalakkan sampai di perkotaan. Mengapa?

Pekarangan atau home garden bagi masyarakat Jawa terutama di pedesaan bukan saja sebagai tempat untuk bermukim namun peranannya juga sampai pada tataran satuan produksi.Keragaman tanaman dan hewan yang ada merupakan bukti ada interaksi antara manusia, tanaman, hewan, tanah, dan air. Berbagai tanaman mulai dari jenis sayuran, tanaman buah, hingga tanaman obat beserta jenis ikan maupun unggas bahkan ruminansia didalamnya merupakan keterkaitan ekologis yang banyak memberikan manfaat positif baik bagi kesehatan maupun ekonomi bagi pemiliknya.

Peranan pekarangan sebagai bentuk ekofarming kecil-kecilan dalam satuan rumah tangga merupakan langkah konkret usahatani yang kecil dan efisien. Tidak membutuhkan biaya besar, tidak membutuhkan teknologi yang rumit tapi mampu membawa dampak keberhasilan yang nyata sebagai dasar dari munculnya semangat usahatani yang selaras dengan alam. 

Dalam seni pembangunan pertanian dimanapun saja yang terpenting dalam programnya harus bisa membuat para pelakunya memiliki semangat, antusias yang tinggi sehingga bisa membawa tingkat partisipasi yang besar. Dalam hal ini, siapapun bisa melakukannya baik masyarakat desa maupun penduduk kota.

Eco farming kecil-kecilan ini telah menyumbangkan asupan gizi yang baik bagi setiap keluarga mulai dari hal kalori, karbohidrat, protein,mineral maupun vitamin. Dengan keanekaragaman genetis di dalamnya juga mampu menghadirkan obat herbal yang diracik dari tanaman obat yang tumbuh di pekarangan. 

Bukan hanya itu, home garden juga mampu memberikan kontribusi income bagi setiap rumah tangga yang mengelolanya. Selain itu, pekarangan juga berperan untuk mencegah terjadinya erosi tanah maupun kemungkinan terjadinya peluruhan unsur hara di dalam tanah. Dengan interaksi secara ekologis diatas dan ditunjang dengan pemanfaatan energi matahari dalam prosesnya, maka tanah dapat terjaga kesuburannya.

Home garden juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana edukasi atau pengenalan dunia usahatani kepada anak-anak sejak usia dini. Jika kita ingin tetap mempertahankan generasi muda mencintai dunia pertanian maka sejak usia dini mereka harus diperkenalkan kepada bidang usaha tani meski dalam skala kecil.

Menggalakkan eco farming kecil-kecilan ini bisa dijadikan sebagai strategi alternative untuk menghadapi dampak perubahan iklim yang sedang terjadi saat ini. Strategi ini tentu saja bisa diinisiasi oleh setiap pemerintah daerah sehingga ada harapan munculnya green city-green city  diberbagai sudut nusantara.

 *Penulis adalah kontributor Beritalingkungan.com
-->

KLHK dan Polda Kalbar tangkap pedagang assesoris dari organ satwa langka

$
0
0
Industri Organ Satwa Langka. Foto : Ismail Pohan/Indopos
SINGKAWANG, BERITALINGKUNGAN.COM- Organisasi Non Pemerintah Scorpion Wildlife Trade Monitoring Group mengapresiasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Polda Kalimantan Barat (Kalbar) yang menangkap pedagang assesoris yang terbuat dari organ satwa langka di Singkawang Kalimantan Barat, kemarin (21/4).

Penangkapan tersebut berkat informasi yang diberikan oleh Scorpion. Scorpion sendiri adalah organisasi yang fokus melakukan pemantauan terhadap perdagangan satwa liar di Indonesia.

"Saat melakukan pemantauan rutin tim kami menemukan adanya toko souvenir di Singkawang yang menjual assesoris dari organ satwa langka. Temuan tersebut kemudian kami laporkan kepada pihak yang berwenang. Kami mengapresiasi kerja cepat dari KLHK dan Polda Kalbar," ungkap investigator senior Scorpion Wildlife Trade Monitoring Group Marison Guciano melalui siaran persnya yang diterima Beritalingkungan.com.

Polda Kalbar sendiri sudah menangkap pemilik toko yang bernama Aming atau Aming Tato. Dari hasil penggeledahan, tim KLHK dan Polda menemukan barang bukti sebagai berikut:

1. 3 tengkorak Orangutan
2. 2 tengkorak Beruang Madu
3. 2 paruh Enggang gading
4. 2 buah tanduk Kijang
5. 1 buah tengkorak monyet
6. 1 buah tulang tangan Beruang Madu
7. 1 buah taring Beruang Madu
8. 24 kuku Beruang Madu
9. 1 lembar utuh sisik Trenggiling
10. 1 buah offset anak Trenggiling
11. 1 buah offset Penyu Sisik
12. 1 buah kerapas Penyu Hijau
13. 1 buah Kima
14. 1 buah Kerang mutiara
15. 9 buah Tanduk Rusa
16. 111 buah Duri Landak 
(Wan/BL)
-->

Hari Bumi, Mapala Proklamator Bung Hatta tanam pohon di tepi pantai

$
0
0
 
PADANG, BERITALINGKUNGAN.COM- Memperingati hari bumi yang jatuh tiap 22 April, Unit Kegiatan Mahasiswa Mapala Proklamator Universitas Bung Hatta mengadakan Penanaman Pohon sebagai Aksi Nyata Gerakan We Love Earth yang bertajuk Tanam Pohon Untuk Keseimbangan Alam yang bertempat di tepi Pantai Kampus Proklamator I Universitas Bung Hatta, Kota Padang, Jumat (22/04/2016).

Ketua Pelaksana Melya Fatma mengatakan,kegiatan ini sebaga bentuk kepedulian UKM Mapala Proklamator Universitas Bung Hatta melihat kondisi alam yang terus mengalami kerusakan. Dengan menanam pohon ini menjadi salah satu cara untuk menjaga alam karena setipa batang pohong sangat memberikan dampak yang besar bagi kehidupan manusia.

"Sebanyak 50 bibit pohon ketapang dan cemara laut akan ditanam. Penanaman itu juga bertujuan agar kita semua sadar bahwa pohon sangat memiliki peranan penting dalam keseimbangan lingkungan. Mari kita jaga lingkungan ini," kata mahasiswa PGSD angkatan 2014 ini melalui keterangan tertulisnya yang diterima Beritalingkungan.com.

Sementara itu, Ketua UKM Mapala Proklamator Andina Amalia Haris menyampaikan sebenarnya aksi penanaman pohon ini sebagai gerakan We Love Earth yang keempat yang telah dilaksanakan sebelumnya di Sungai Nyalo, Pantai Batu Kalang dan Sungai Pisang. 
 
Gerakan ini sebagai bentuk  upaya untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan baik  illegal logging, abrasi pantai dan kegiatan merusak lainnya.

"Aksi ini akan terus berkelanjutan dan tidak hanya dilakukan oleh anggota UKM Mapala Proklamator saja namun juga melibatkan masyarakat sekitar yang menjadi lokasi tempat penanaman pohon. Untuk aksi kali ini dilaksanakan di lingkungan kampus dan bertepatan juga sebagai praktik bagi anggota magang UKM Mapala Proklamator. Mari kita semua untuk terus menjaga lingkungan ini, salah satu caranya dengan terus menanam pohon dan juga harus dijaga hingga tumbuh besar,"tuturnya.

Kepala Bagian Kemahasiswaan Wijanarko, ST, MT dalam sambutan pembukaannya mengapresiasi kegiatan UKM Mapala Proklamator yang selalu memberikan edukasi kepada masyarakat agar terus menjaga lingkungan. Tidak banyak yang memiliki perhatian lebih untuk menjaga lingkungan. Begitu juga dengan isu pemanasan global yang menjadi topik dunia saat ini. "Aksi ini sangat memberikan manfaat yang besar bagi bumi dan kegiatan ini sangat positif untuk terus diadakan," ucapnya.

Penanaman pohon ini tidak hanya dilakukan oleh angggota UKM Mapala Proklamator saja namun hadir juga perwakilan dari Unit Kegiatan Mahasiswa di lingkungan Universitas Bung Hatta.(Ubay/BL)
-->

WWF luncurkan panduan konsumen cerdas untuk kelestarian bumi

$
0
0
Para relawan menukarkan kantong plastik belanja dengan tas yang terbuat dari bahan kain ramah lingkungan di pusat perbelanjaan Sarinah. Foto :Kompas/Lasti Kurnia.
JAKARTA,BERITALINGKUNGAN.COM- Memperingati Hari Bumi yang jatuh setiap tanggal 22 April dan sebagai bagian dari kampanye konsumen #BeliYangBaik, hari ini WWF-Indonesia meluncurkan “Panduan Konsumen Cerdas dan Bertanggung jawab” untuk mendorong perubahan gaya konsumsi masyarakat ke arah konsumsi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Gaya konsumsi masyarakat selama beberapa tahun terakhir cenderung menunjukkan tren negatif dari aspek keberlanjutan lingkungan. Sebanyak 1% hutan alam di Sumatera hilang setiap tahunnya dalam kurun waktu 30 tahun terakhir untuk memenuhi kebutuhan konsumen atas produksi tisu, kertas dan minyak kelapa sawit. Produksi ketiga komoditas ini terus meningkat dari tahun ke tahun akibat permintaan yang terus meningkat pula.

Kondisi air di Pulau Jawa terus mengkhawatirkan saat ini dengan nilai defisit air yang terus meningkat yang di tahun 2015 telah mencapai minus 134 juta meter kubik per tahun. 75% sumber perikanan Indonesia berada di ambang batas keberlanjutan akibat praktik perikanan yang destruktif dan eksploitatif untuk memenuhi permintaan pasar dunia. Peningkatan emisi gas rumah kaca dari penggunaan listrik dan transportasi serta sampah pun memperparah kondisi lingkungan, menyebabkan polusi dan pencemaran lingkungan yang membahayakan.

Panduan Konsumen Cerdas dan Bertanggung jawab dari WWF-Indonesia bertujuan membantu masyarakat menerapkan gaya konsumsi yang lebih bertanggung jawab, yaitu lebih hemat dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Contohnya, di dalam panduan dapat ditemukan tips menghemat kertas dengan menerapkan prinsip cetak bolak balik (dua sisi). Untuk mengurangi emisi karbondioksida di sektor transportasi, panduan konsumen WWF menyarankan pemilik mobil pribadi melakukan car pooling, yaitu mengajak rekan-rekan dengan rute sejalan untuk berangkat bersama.

Berbagai tips konsumsi bertanggung jawab lainnya dapat ditemukan dalam panduan tersebut yang mencakup sejumlah komoditas konsumsi penting, yaitu tisu, kertas, seafood, minyak kelapa sawit, listrik, transportasi dan air.

“Panduan ini dapat digunakan siapa saja dan kapan saja untuk membantu kita menjadi konsumen yang lebih bertanggung jawab, agar pola konsumsi kita tidak berdampak buruk bagi lingkungan. Panduan ini juga menjadi sarana edukasi dan informasi dari WWF untuk meningkatkan kesadaran konsumen mengenai dampak konsumsi sehari-hari terhadap terjadinya kerusakan lingkungan”, kata Nyoman Iswarayoga, Direktur Komunikasi & Advokasi WWF-Indonesia melalui keterangan persnya yang diterima Beritalingkungan.com (22/04/2016).

Ditambahkan, Panduan Konsumen Cerdas & Bertanggung jawab ini dibuat dalam bentuk saku sehingga mudah dibawa dan digunakan setiap saat dan dimana saja. Panduan disajikan dalam bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami konsumen dari berbagai kalangan.

Panduan tersebut akan disebarluaskan di sejumlah toko ritel di kota-kota besar di Indonesia serta dapat diunduh secara online di alamat http://bit.ly/PanduanKonsumen_  (Wan/BL)
-->

Yaya Nur Hidayati terpilih sebagai Direktur Eksekutif WALHI

$
0
0
Yaya Nur Hidayati. Foto : Rusdi Marpaung/WALHI.
PALEMBANG, BERITALINGKUNGAN.COM- Aktivis lingkungan Yaya Nur Hidayati terpilih  sebagai Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Periode 2016 - 2020 pada Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup (PNLH) di Wisma Atlit, GOR Sriwijaya, Jaka Baring, Palembang.

Yaya berhasil meraih 289 suara mengalahkan 2 kandidat Direktur Ekseutif WALHI  lainnya yaitu Aries Rompis yang meraih 123 suara dan  Mardan Pius Ginting yang meraih 16 suara. Informasi tersebut diperoleh Beritalingkungan  dari salah seorang peserta PNLH, Arimbi Heroepoetri melalui situs jejaring social Facebook melaporkan hasil PNLH WALHI. Menurut Arimbi, Yaya terpilih tepat jam 3 dini hari (28/April/2016).

Nama Yaya sudah tak asing lagi didengar oleh para aktivis lingkungan di tanah air, alumnus ITB ini, selain aktif di WALHI, sebelumnya sempat dipercaya menjadi Kepala Perwakilan Greenpeace Indonesia.

Peserta PNLH selain memilih Direktur Eksekutif WALHI, juga berhasil memilih 5 Dewan Nasional WALHI :
1. Risma Umar (358 suara)
2. Bambang Catur - Jatim (337 suara)
3. Mualimin P. Dahlan (331 suara)
4. Asmi Sirajudin - Sulteng
(284 suara)
5. I Wayan Suwardana (263 suara)
(WAN/BL)

Inilah alasan Dugong harus dilestarikan

$
0
0

Oleh : Andy Hendraswanto*

Dugong kini menjadi sorotan berbagai pihak mulai dari pemerintah hingga NGO akhir-akhir ini, utamanya pasca digelarnya perhelatan symposium nasional mengenai Dugong dan habitat Lamun pada April 2016 lalu di IPB, Bogor. Mengapa mamalia laut yang dilindungi oleh undang-undang ini menjadi sangat urgent untuk kupas dan dibahas?

Mamalia laut yang memiliki nama ilmiah Dugong dugon ini lebih familiar disebut duyung. Fauna yang satu ini memang terkesan lemah gemulai di dalam perairan laut dangkal. Betapa tidak, dengan kecepatan berenang hanya dikisaran 8 km/ jam, fauna yang masuk ordo Sirenia ini mudah menjadi sasaran predator di laut seperti hiu. Namun berkat ketajaman indera pendengarannya Dugong mampu menghindari objek yang mencurigakan hingga radius 1 km.

Penyelamatan mamalia laut ini menjadi penting karena di satu sisi, reproduksi atau siklus kawinnya sangat lambat. Populasinya hanya bertambah di kisaran 5 % per tahun saja. Data populasinya juga tidak akurat karena belum ada riset yang sistematis yang mampu menentukan kepastian jumlah populasinya yang banyak tersebar di kawasan timur Indonesia. Pun, budget untuk melakukan riset dan konservasi sangatlah minim.

Padang lamun merupakan habitat asli bagi Dugong. Di tempat itulah kesatuan ekosistem Nampak jelas. Lamun merupakan makanan utamanya, hampir 90 % isi perutnya merupakan mamahan lamun. 

Pola makan Dugong yang khas membuat substrat nutrient di sekitar lamun semakin subur  dan ini penting sekali bagi pertumbuhan maupun perkembangbiakan ikan disekelilingnya. Jika lamun  tumbuh subur maka populasi ikan juga bertambah banyak dan tentu saja kondisi itu sangat menguntungkan bagi nelayan. Namun, areal padang lamun ini juga masih belum terdata secara akurat baru sekitar 25.752 ha di 29 titik yang baru teridentifikasi. Upaya penyelamatannya menjadi penting karena ada lamun pasti ada Dugong.

Upaya penyelamatan Dugong dan Lamun dari segi pendanaan juga masih belum optimal. Karenanya, tidak cukup melibatkan kalangan ilmuwan dan NGO saja namun pihak pengusaha juga perlu dilibatkan karena mamalia inipun memiliki potensi pariwisata yang besar nilainya. 

Mendorong kalangan perusahaan besar khususnya yang masuk dalam indeks SRI Kehati untuk turut berpartisipasi dalam upaya konservasi patut untut dipertimbangkan. Mengingat perusahaan yang terlisting di BEJ tersebut dinilai sudah cukup baik dalam kepedulian pada lingkungan hidup.

Upaya ini juga harus melibatkan berbagai organ lokal nelayan sebagai ujung tombak dilapangan dalam melakukan sosialisasi konservasi. Karena pada ujungnya, nelayan pulalah yang akan menikmati kesuksesan konservasi Dugong dan padang Lamun nantinya.

google_ad_client = "ca-pub-6463152978813595";
google_ad_host = "pub-1556223355139109";
/* Islami Ads */
google_ad_slot = "1300886453";
google_ad_width = 620;
google_ad_height = 100;
//*Penulis adalah kontributor Beritalingkungan.com.

Organisasi pembela lingkungan desak Pemerintah melepaskan diri dari batu bara

$
0
0
Tambang Batu Bara. Foto : Pajak.go.id

JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM- Greenpeace, WALHI dan JATAM yang tergabung dalam Koalisi Break Free mendesak pemerintah Indonesia untuk meninggalkan batu bara dan segera beralih ke energi terbarukan.

Koalisi ini menilai bahwa pembangunan sejumlah PLTU dan perluasan tambang batu bara di bawah 35000 MW tidak memperhatikan dampak sosial dan lingkungan yang serius. Saat ini, 42 PLTU yang sudah beroperasi di Indonesia telah menghasilkan polusi udara yang mengeluarkan polutan-polutan berbahaya seperti PM 2.5, Merkuri serta Arsenik.  Belum lagi ditambah dengan kerusakan bentang alam akibat perluasan tambang batu bara di konsesi-konsesi tambang di Kalimantan dan daerah lain di seluruh Indonesia.

Proyek 35000 MW, akan meluaskan pembongkaran dan penghancuran kawasan hutan dan lindung, tidak akan sesuai dengan rencana moratorium lahan untuk tambang yang disebut Presiden Jokowi beberapa waktu lalu.

Partikulat-partikulat berbahaya seperti PM 2.5 dan PM 10 yang berasal dari pembakaran batubara dapat menyebar hingga radius 500-1000 KM dari lokasi PLTU berada. Sehingga meskipun pada sebuah wilayah atau kota tidak terdapat PLTU batubara, namun bahaya dari partikulat berbahaya ini akan tetap mengancam warga yang hidup di kota tersebut.

“Perluasan ekspansi industri batu bara untuk kepentingan ekspor dan industri, telah membuat ketergantungan terhadap energi kotor semakin akut. Padahal sumber energi bersih terbarukan melimpah dan jauh lebih bisa diakses oleh rakyat. Dengan semakin meningkat dan masifnya bencana ekologis, kita tidak memiliki waktu yang lebih lama, khususnya bagi pemerintah untuk segera memutuskan beralih dari energi kotor batu bara ke energi bersih dan terbarukan, demi generasi hari ini dan akan datang,” kata Khalisah Khalid, Juru Bicara Eksekutif Nasional WALHI, dalam konfrensi pers, Senin (9/5/2016).

Sementara dari JATAM, Hendrik Siregar mengungkapkan, perubahan mendasar harus segera dilakukan,  kebijakan energi nasional (KEN) dan target ratio elektrifikasi yang berpondasi pada energi fosil harus diganti sebagai bukti komitmen pemerintah terhadap perubahan iklim yang makin ekstrim.

“Proyek fast track – proyek 10 GW tahap 1 dan 2 yang dicanangkan SBY dan masih berlanjut – 35 GW hanya menguntungkan pihak yang menghancurkan lingkungan untuk menggali batubara dan mengebor migas, di kemudian hari pemerintah dan rakyat yang menanggung masalah. Energi terbarukan harus menjadi prioritas dan bisnis utama dalam mengejar target rasio elektrifikasi dan pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.

“Dengan ancaman mematikan perubahan iklim, kita tidak punya kemewahan waktu untuk berlama-lama menggunakan energi fosil yang kotor ke energi bersih terbarukan. Pemerintah harus membuat target yang lebih ambisius dan membangun proses transisi yang adi luntuk segera beralih menuju energi bersih terbarukan,” ujar kepala perwakilan Greenpeace Indonesia, Longgena Ginting.

Menurut dia, Indonesia seharusnya tidak meniru model pembangunan Cina dan India, dua negara yang saat ini harus menghadapi tingkat polusi udara yang sangat parah dan berbahaya bagi kesehatan rakyatnya karena ketergantungan dua negara tersebut yang sangat tinggi terhadap batubara.

Saat ini, Cina dan India mulai mengurangi ketergantungan mereka terhadap bahan bakar fosil yang kotor ini, karena kerugian sangat besar yang harus ditanggung rakyatnya akibat kebijakan energi mereka yang keliru.

“Sudah saatnya Indonesia menghentikan ketergantungan yang sangat tinggi terhadap energi kotor batubara, dan segera beralih ke sumber energi terbarukan yang bersih dan berkelanjutan. Rencana proyek listrik 35000 MW dimana sebagian besar menggunakan sumber energi batubara akan mengancam masa depan anak-anak Indonesia yang seharusnya bersih dan aman,” tandasnya. (BL)
-->

Desak stop gunakan batu bara, akivis lingkungan pawai ke Istana Negara

$
0
0

JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM-Ribuan orang ambil bagian dalam pawai dan karnaval kreatif yang dihelat oleh Koalisi Break Free yaitu WALHI, Greenpeace, dan JATAM, Rabu (11/5/2016).
Ribuan warga telah berkumpul sejak pagi tadi di Bunderan HI, dan melakukan pawai hingga Istana Negara.

Aksi damai ini bertujuan untuk mendesak pemerintah Indonesia untuk menghentikan kecanduan energi fosil terutama batubara sebagai sumber energi, dan melakukan aksi sejalan dengan komitmen penurunan emisi Indonesia dalam kesepakatan  Iklim Paris tahun lalu, dengan beralih pada sumber-sumber energi terbarukan yang bersih dan berkelanjutan.

Lebih dari tiga ribu orang yang terlibat dalam pawai dan karnaval damai ini terdiri dari berbagai komunitas yang tinggal di perkotaan, mahasiswa, masyarakat umum serta masyarakat korban industri batubara –mulai dari kawasan pertambangan, PLTU, dan pelabuhan batubara- dari berbagai daerah di Indonesia.

Perwakilan masyarakat yang tinggal di sekitar pertambangan batubara di Kalimantan Timur, Bengkulu, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan dan masyarakat yang terpapar dampak negatif dari keberadaan PLTU batubara di Pelabuhan Ratu, Labuan, Indramayu, Cirebon turut dalam pawai tersebut. Tidak ketinggalan juga ribuan perwakilan masyarakat Batang yang sudah berjuang hampir lima tahun dalam menentang rencana pembangunan mega proyek PLTU batubara di desa mereka.

Sebelum massa bergerak ke arah Istana Negara, gabungan masyarakat korban pertambangan dan pembangkit listrik batu bara dari berbagai daerah di seluruh Indonesia juga melakukan aksi unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Jepang di Jakarta.

Aksi ini dilakukan karena pemerintah Jepang, melalui JBIC (Japan Bank for International Cooperation) dan JICA (Japan International Cooperation Agency) dan perusahaan Jepang merupakan salah satu pihak utama yang terlibat dalam mendanai ekspansi masif industri batu bara di Indonesia. Massa aksi mendesak agar pemerintah Jepang segera menghentikan investasi kotornya di negeri ini.

Koalisi mengajak seluruh masyarakat untuk menyuarakan penghentian penggunaan energi fosil paling berbahaya yakni batu bara, dan mendesak peralihan ke energi terbarukan yang bersih dan aman dengan target yang lebih ambisius lagi.

Break Free adalah mobilisasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dari organisasi lokal dan internasional serta kelompok-kelompok akar rumput dan koalisi regional untuk menghentikan proyek bahan bakar fosil di enam benua, menunjukkan tekad global untuk transisi dari bahan bakar fosil dan membangun jenis baru ekonomi yang kita tahu adalah mungkin – transisi ke energi terbarukan 100% sekarang.

Tahun lalu pemimpin-pemimpin dunia berjanji untuk mengambil tindakan menanggapi krisis iklim, tetapi janji mereka membutuhkan perubahan segera dan besar-besaran dari pembakaran bahan bakar fosil, dan ada kesenjangan besar antara kata-kata politisi dan rencana mereka untuk bertindak.

Masyarakat akan menunjukkan kekuatan dan keberanian mereka bahwa inilah saatnya untuk menjaga bahan bakar fosil tetap di dalam tanah dan membangun yang lebih baik, lebih sehat dan lebih adil.
Energi terbarukan menjadi kekuatan ekonomi revolusioner untuk transisi dari bahan bakar fosil sekaligus memberdayakan masyarakat di garis depan perubahan iklim dengan sumber daya yang mereka butuhkan untuk menanggapi krisis.

“Ini adalah saat yang tepat bagi pemerintah Indonesia untuk berhenti meracuni anak bangsa dengan pencemaran dari PLTU  batu bara dan dan menanam benih penyakit yang akan berdampak juga bagi generasi yang akan datang. Hanya dibutuhkan niat politik yang kuat dari Presiden RI untuk melakukan lompatan revolusioner menuju pemanfaatan energi bersih dan terbarukan yang melimpah, yang tidak hanya menjawab kebutuhan bagi rakyat kecil di pelosok nusantara, namun juga perbaikan kondisi sosial ekologis bagi bangsa, dan memastikan perlindungan keselamatan warga negara,” kata Nur Hidayati, Direktur Eksekutif Nasional WALHI.

Koordinator Jatam, Hendrik Siregar, menyatakan energi fosil terutama batubara, bukanlah pondasi yang kokoh sebagai upaya menjamin kedaulatan dan ketahanan energi. Tak tergantikan, terbatas dan sangat berbahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, bahkan ketersedian pasokannya akan mengganggu kestabilan ekonomi di kemudian hari.

“Energi terbarukanlah, masa depan kedaulatan dan ketahanan energi sejatinya,” jelasnya.
Longgena Ginting Kepala Greenpeace Indonesia, mengatakan kesepakatan Paris tidak bisa hanya dalam kata-kata. Komitmen untuk menjaga suhu global meningkat dibawah 20C harus diikuti oleh aksi politik, dan ambisi yang lebih kuat atas janji yang sudah dibuat.

“Pemerintah perlu mengakhiri strategi energi berbasis batu bara dan beralih untuk membersihkan, energi terbarukan yang menjanjikan pembangunan ekonomi, pekerjaan dan lingkungan yang sehat bagi seluruh rakyat Indonesia,” jelasnya.

Energi terbarukan adalah cara yang terbaik, lebih sehat dan lebih adil bagi dunia. Peralihan dalam sistem energi global harus terjadi sekarang, dan kekuatan rakyat akan terus mendorong untuk itu.
Melanie Subono, seorang seniman yang peduli lingkungan berpendapat, UU menjamin setiap warga negara memiliki hak hidup yang layak dan sehat.

“Jadi ini adalah momen bagi pemerintah untuk membuktikan kepada warganya apa dan siapa yang sebenarnya menjadi prioritas keputusan negara saat ini. Apakah  negara akan prioritaskan kepentingan warga negaranya untuk mendapat kehidupan yang layak dan sehat, atau malah membiarkan anak cucu melihat kehancuran alam Indonesia. Sampai hari ini saya masih percaya Indonesia adalah negara besar dan kuat di dunia. Andai saja pemerintahnya selalu mengedepankan kesejahteraan rakyat dalam setiap kebijakan yang diambil,” tandasnya. (BL)
-->

Badak Sumatera kembali melahirkan di Taman Nasional Way Kambas

$
0
0

Kabar gembira bagi dunia konservasi, setelah hamil selama 15 bulan, badak Sumatera melahirkan anaknya berkelamin betina di Swaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung.Kamis (12/5/2016).




KOPHI dorong pelajar Jakarta terlibat dalam pelestarian lingkungan

$
0
0

JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM- Momen peringatan Hari Pendidikan Nasional, dimanfaatkan sejumlah pemuda yang tergabung dalam Koalisi Pemuda Hijau Indonesia (KOPHI) melakukan edukasi lingkungan melalui acara “KOPHI Goes To School” dengan melibatkan seluruh pelajar SMAN 53 Jakarta pada Sabtu 14 Mei 2016.

Media dan Komunikasi Koalisi Pemuda HIjau Indonesia (KOPHI), Irma Dian Anggraini menjelaskan, pada umumnya, pendidikan adalah dasar dari budaya dan peradaban. Pendidikan membuat manusia untuk selalu berpikir, menganalisa, serta memutuskan. Menumbuhkan karakter pada diri sendiri juga merupakan tujuan dengan adanya pendidikan, sehingga menciptakan sumber daya manusia yang lebih baik.

“HARDIKNAS kita peringati bukan hanya untuk mengenang jasa Ki Hadjar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Indonesia dan seluruh pejuang pendidikan yang patut kita kenang dan hargai. Namun, juga sebagai momentum untuk merefleksikan tentang beragam upaya yang telah dan sedang dilakukan dalam menjalankan berbagai program dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, terutama pendidikan yang berlatar belakang lingkungan sesuai fokus kami.”ujarnya melalui keterangan persnya.

KOPHI meyakini bahwa semangat besar para pemuda dapat memberi pengaruh yang besar pula pada perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat Indonesia terkait isu lingkungan hidup.

Ketua Umum KOPHI, Oke Fifi Abriany mengatakan, anak muda sebagai garda terdepan bangsa Indonesia diharapkan bisa berkontribusi nyata dalam upaya pelestarian lingkungan melalui pendidikan lingkungan.“

Kepala Sekolah SMAN 53, Dumaria Simanjuntak menyambut edukasi lingkungan yang digelar anak-anak muda yang tergabung dalam KOPHI. Menurutnya, edukasi lingkungan sangat diperlukan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan, terutama bagi para pelajar.
“Ketika KOPHI berencana mengadakan acara di sini, saya langsung sambut karena ingin anak-anak SMAN 53 Jakarta punya wawasan tentang lingkungan, yang menurut saya, saat ini kondisinya sudah rusak,“ ujar Dumaria. (BL)
-->

Aktivis Break Free lakukan aksi di PLTU Cirebon

$
0
0

CIREBON,BERITALINGKUNGAN.COM- Sejumlah aktivis lingkungan yang tergabung Koalisi Break Free yang terdiri dari Greenpeace, WALHI dan JATAM, kemarin melakukan aksi damai dengan menaiki crane pelabuhan batu bara untuk menghentikan aktivitas bongkar muat batubara di pembangkit listrik batubara (PLTU) Cirebon.

Protes ini bertujuan untuk melakukan desakan lebih lanjut kepada Pemerintah dan perusahaan, serta menyoroti rencana ekspansi PLTU Cirebon yang akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup dan sosial, khususnya kesehatan masyarakat.

Para aktivis membentangkan spanduk besar bertuliskan ‘Quit Coal’ yang berarti, pemerintah Indonesia harus segera mengambil tindakan beralih dari batubara sebagai sumber energi demi kesehatan lingkungan dan keselamatan warga negara.

Menurut laporan Greenpeace yang bekerja sama dengan Harvard University, polusi dari pembangkit listrik batubara telah menyebabkan 6.500 kematian dini per tahun, karena berbagai penyakit pernapasan.
“Setiap pembangkit listrik tenaga batu bara baru berarti risiko kesehatan tinggi bagi rakyat Indonesia. Kematian terjadi lebih cepat dari waktunya akibat stroke, serangan jantung, kanker paru-paru, penyakit jantung dan pernapasan lainnya. Dampak kesehatan  ini terutama mengancam anak-anak,” kata Arif Fiyanto Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia dalam rilisnya.

PLTU Cirebon adalah salah satu dari sekian banyak PLTU yang akan memiliki rencana penambahan unit atau kapasitas di bawah proyek 35000 MW.

Namun rencana ekspansi ini mendapat perlawanan yang kuat dari masyarakat setempat. Unit pertama telah beroperasi sejak Juli 2012, dan kerap bermasalah termasuk diantaranya meledak pada bulan September tahun 2014.

PLTU Cirebon ini didanai oleh investasi Jepang JBIC (Japanese Bank for International Cooperation) dan hingga kini masih terus mendapatkan penolakan dari masyarakat setempat.

Pemerintah Indonesia saat ini sedang mengembangkan proyek 35000 MW listrik. Organisasi lingkungan menyoroti proyek ini karena lebih dari 60% sumber energi yang digunakan akan berasal dari batubara, sementara sumber energi terbarukan hanya mendapat porsi sebesar 20%.

Hendrik Siregar, Koordinator JATAM (Jaringan Advokasi Tambang), mengatakan, pembakaran batubara PLTU Cirebon akan berkontribusi cepat terhadap kondisi iklim khususnya di pulau Jawa yang listriknya banyak dipasok oleh PLTU.

PLTU Cirebon adalah salah satu potret buruk yang mengabaikan suara, hak dan keselamatan rakyat. Tepat kalau PLTU Cirebon menjadi salah satu tempat untuk menagih janji pemerintah dalam mengedepankan keselamatan rakyat dan mengatasi masalah iklim yang kian kronis”.

Khalisah Khalid, Juru Bicara Eksekutif Nasional WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) mengatatan, aksi ini sebagai bentuk keseriusan menuntut tanggungjawab negara untuk segera berhenti memproduksi pembangunan yang berisiko tinggi baik bagi lingkungan hidup, keselamatan dan ruang hidup rakyat.

Presiden Jokowi memiliki pilihan: tetap dengan pendekatan business as usual untuk menghasilkan listrik dan melihat kehidupan dan kesehatan ribuan orang Indonesia, atau memimpin transisi dan ekspansi yang cepat untuk energi yang aman, bersih, dan terbarukan (BL).
-->

Mr Jali Sang Juru Kunci Gunung Leuser

$
0
0
Mr Jali, Sang Juru Kunci Gunung Leuser. Foto :  Arsadi Laksamana/Beritalingkungan.com

ACEH, BERITALINGKUNGAN.COM- Unik, menyenangkan dan kaya pengalaman adalah kesan pertama saat bertemu Mr Jali. Lelaki berusia sekitar 50 tahun itu adalah guide senior para pendaki yang ingin ke puncak Leuser. Dikalangan para pendaki ia telah cukup dikenal, bukan hanya oleh pendaki di Indonesia, namun juga oleh para pendaki dunia.

"Saya tidak bisa membaca apalagi menulis, tapi saya bisa bahasa inggris" kata Mr Jali. Tas rensel besar membuat tubuhnya yang kekar berotot nampak kerdil namun terlihat penuh tenaga, kekuatannya bahkan bisa mengalahkan kemampuan anak muda. Kalau dihitung berapa kali sudah ia mendaki puncak Lueser, jawabanya mungkin sudah ratusan kali. Mendaki puncak Leuser bukanlah perkara mudah, butuh waktu hingga 15 hari dengan medan yang berat, selain dibutuhkan stamina prima juga mental yang kuat.

Hutan Leuser memiliki dua puncak, yaitu puncak Leuser dengan ketinggian 3.119 dan puncak tinggi Lauser 3.404, hutan ini merupakan Taman Nasional lewat diterimanya warisan hutan hujan tropis Sumatera ke daftar situs warisan dunia pada tahun 2004, membuat hutan ini masuk dalam daftar situs warisan dunia oleh UNESCO, kekayaan yang dimiliki Leuser merupakan aset Indonesia. Hutan ini telah menjadi perhatian dunia karena kelestariannya mulai terancam, jalur pendakian gunung Leuser merupakan jalur terpanjang di Asia Tenggara.

Nama asli Mr Jali adalah Rajali, ia punya cerita kenapa dipanggil Mr Jali, tahun 1981 tepatnya tanggal 15 juli 1981 saat ia mulai membuat sejarah baru di kaki gunung Leuser, berbekal pengalaman sebagai petani kebun tembakau, ia membawa turis berkebangsaan Malaysia untuk mengelilingi lembah Leuser dalam sebuah penelitian tentang berbagai macam burung yang ada dilembah Leuser, waktu itu ia hanya membawa peralatan seadanya dan jauh dari standar peralatan petualang alam bebas, memakan waktu tiga hari Mr Jali sukses mengantar turis tersebut mencapai tujuannya.

Dengan pengalaman dan perlengkapan seadanya Mr Jali membangun tenda dari plastik hitam untuk berteduh dari hujan serta hawa dingin lembah Leuser. Dari situ ia mulai menjadi guide, saat datang permintaan menjadi guide dari dua jurnalis berkebangsaan inggris bernama Siemen dan David untuk melakukan penelitian tentang semua satwa yang ada di lembah Leuser, dia dipanggil Mr Jali karena nama Rajali terlalu panjang, dari situlah awal nama Mr Jali melekat padanya. Kedua jurnalis itulah yang mengenalkan Mr Jali ke dunia internasional sebagai guide Leuser lewat brosur serta informasi dari mulut kemulut. Tahun 1987 Mr Jali membuka jalur pendakian ke puncak tertinggi di Sumatra itu.

Saat ulang tahun kemerdekaan RI ke 42, Mr Jali menjadi guide team ekpesidisi Mapala Kompas USU Medan, jauh sebelumnya jalur pendakian Leuser dinding tenggara pernah dilakukan oleh Wanadri pada tahun 1984. Dan kembali dirintis oleh Mr, Jali pada tahun itu.

Lahir dan dibesarkan di kaki gunung Lueser, Mr Jali mungkin adalah sosok Tarzan di dunia nyata, kedekatannya dengan hutan Leuser membuat dia hafal seluk-beluk lika liku hutan Leuser, ia hafal prilaku hewan-hewan di dalamnya bahkan ia juga hafal jenis jenis tumbuhannya, kemampuannya ini membuat ia juga dijuluki "kamus berjalan" menyangkut Leuser dan isinya. 

"Tidak akan ada yang bisa memecat saya, kecauli Tuhan" kata Mr Jali. Selain menjadi penunjuk arah, ia juga mendirikan pondok di kaki gunung Leuser, tepatnya di Keddah, ia beri nama Rain Forest Lodges Keddah dulu ketika tahun 1995. Awalnya hanya berjumlah 25 kamar, namun saat konflik semua kamar itu di bakar orang tidak dikenal. Saat itu ia sempat down, pondok yang susah payah ia bangun dengan meminjam uang pada sebuah Bank, hangus seketika. Namun bantuan datang, seorang temannya, pendaki asal Jerman yang hobi mendaki gunung memberikan bantuan uang Rp 80 juta. Pada 2002 ia kembali membangun pondoknya selanjutnya 2008 pondoknya mulai ramai dikunjungi para pendaki.

Pondok Mr Jali, kerap dikunjungi para pendaki, kebanyakan berasal dari luar negeri, setiap pengunjung yang datang, diminta mengisi buku tamu dan menuliskan pesan dan kesan, berbagai komentar positif ditulis pengunjung, semuanya memuji Mr Jali, kebaikan, sifat humoris, stamina dan pengetahuan menjadi daya tarik sendiri bagi pengunjung. Membaca buku pesan dan kesan itu membuat kita tersenyum, seorang pendaki asal Austria bahkan menuliskan Mr Jali adalah "the real Tarzan" ungkapan yang menyiratkan kekagumannya terhadap Mr Jali.

Ayah dari enam orang anak ini sama sekali tidak pernah menggunakan alat navigasi dan standart keamananan saat menemani para pendaki ke puncak Leuser, sebenarnya banyak guide-guide di kawasan hutan Leuser lainnya terutama di kawasan Wisata Ketambe, di kaki gunung Leuser banyaknya turis lokal dan manca negara mengunjungi Leuser menjadi guide merupakan salah satu pilihan untuk mengais rezeki. 

Mr Jali sering diundang ke berbagai daerah di Indonesia bahkan hingga ke Papua karena pengalamannya, ia dianggap big bosnya para guide di Lueser. Bukan itu saja, kini ia telah mendidik 25 orang guide di tempatnya, desa Keddah, usahanya itu kini telah membuahkan hasil, anak-anak didiknya saat ini telah mampu menemani para pendaki yang datang dan sangat dapat diandalkan. 

"Kita hanya terkendala lisensi atau sertifikat mereka sebagai guide, seharusnya mereka mendapatkan itu semua, namun sayangnya kita kesulitan mendapatkannya," kata Mr Jali. Seharusnya para guide binaan Mr Jali mendapatkan pelatihan dari pihak pemerintah atau pihak terkait. 

"Kalau saya ada sertifikat, lalu bagaimana dengan mereka, peran guide sangat penting,"ungkapnya.
Mr Jali selain menjadi guide ia juga dianggap sebagai guru alam bagi ribuan sarjana yang membutuhkan informasi tentang jutaan kekayaan hutan Leuser, baik dalam maupun Luar negri, ini dapat dilihat dalam buku tamunya, tidak sedikit para kandidat doktor juga masih membutuhkan jasa dan pengetahuannya. Bagi sebagian para pencinta Alam, Mr Jali juga disebut sebagai juru kunci gunung Leuser.

Apa yang dilakukan Mr Jali berdampak pada penghasilan masyarakat setempat, terutama bagi 25 orang guide binaan Mr Jali, para pendaki, terutama yang dari luar negeri dengan pelayanan jasa maksimal sebagai penunjuk jalan serta pembawa perbekalan para guide dan para porter akan mendapatkan bayaran yang tinggi, untuk sekali pendakian, guide dibayar Rp 150.000, dan forter Rp 100.000 perhari, jika menuju puncak, mereka akan menemani para pendaki hingga 15 hari. 

"Kalikan saja berapa yang mereka dapat, apalagi kalau banyak pendaki yang datang," kata Mr Jali, ia juga menambahkan setiap bulannya pasti ada pendaki atau turis yang datang, para pendaki kerap memberi tips lebih bahkan hingga jutaan.

"Ini adalah salah satu cara, menjaga hutan Lueser dan meningkatkan ekonomi masyarakat disekitar Taman Nasional" kata Mr Jali, seraya menambahkan, dengan penghasilkan yang mereka dapat, maka masyarakat sekitar tidak akan terpikir lagi menebang hutan. 

Ketika ditanya apakah ada bantuan pemerintah setempat terhadap upayanya itu Mr Jali hanya tersenyum penuh arti " Sebenarnya kita sudah sering menyampaikan, terutama ketika para bapak pejabat berkunjung ke pondok, tapi hingga kini belum ada, tapi saya sudah sangat merasa senang mereka datang ke pondok," sebut Mr Jali. 

Harapan Mr Jali, pemerintah membantu prasarana jalan ke pondoknya, sehingga selain pendaki, masyakat biasa juga ikut berkunjung.

"Kalau ada jalan bagus, aliran sungai bisa dijadikan jalur arung jeram, bisa dibuat cubbing, anak-anak sekalipun bisa bermain, dan ada guidenya yang menjaga stanby sehingga aman, nanti disepanjang sungai kita buat kantin kantin, masyakat setempat bisa jualan, anak bermain di sungai, orang tua duduk di kantin, pemerintah dapat PAD, ekonomi masyarakat meningkat, hutan terjaga" harap Mr Jali, konsep yang sederhana, namun entah kenapa begitu sulit diwujudkan. ( Arsadi Laksamana)
-->

Siswi ini yang terpilih sebagai duta lingkungan KOPHI

$
0
0
Duta Lingkungan SMAN 53 Jakarta, Luthfiah Priti Utami.
JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM- Sekelompok anak muda yang tergabung dalam Koalisi Pemuda Hijau Indonesia (KOPHI) aktif  melakukan edukasi lingkungan di Jakarta melalui acara “KOPHI Goes To School”, mereka juga menggelar Duta Lingkungan.

Akhir pekan kemarin, KOPHI menggelar pemilihan Duta Lingkungan SMAN 53 Jakarta, dengan harapan dalam acara ini dapat memberi dampak positif sebagai langkah awal dari aksi nyata kepedulian terhadap lingkungan bagi warga sekolah tersebut.

“Duta Lingkungan yang terpilih akan menjadi inisiator atau penggerak kegiatan lingkungan di SMAN 53 Jakarta. Lebih dari itu, Duta Lingkungan SMAN 53 Jakarta juga bisa menjadi narasumber di acara-acara KOPHI untuk menginisiasi teman-teman pelajar lainnya,“ ujar Nindy Imas, selaku Ketua Acara KOPHI Goes To School  (14/05/2016).

Adapun siswa yang terpilih Duta Lingkungan SMAN 53 Jakarta, Luthfiah Priti Utami. Setelah terpilih sebagai Duta Lingkungan SMAN 53 Jakarta, Luthfiah Priti Utami mengaku akan mulai menggalakkan program disiplin pemilahan sampah kepada seluruh siswa. Program ini sejalan dengan perannya sebagai Duta Bank Sampah SMAN 53 Jakarta.

Nindy juga menambahkan bahwa dirinya bersama rekan-rekan KOPHI optimis jika acara KOPHI Goes To School dapat dilakukan di berbagai sekolah lainnya. Semakin sering edukasi yang dilakukan pada banyak pelajar, maka semakin kuat bekal generasi penerus untuk menciptakan kondisi Indonesia yang ramah lingkungan. (Dian/BL)
-->

Aktivis lingkungan sempat hentikan operasi PLTU di Cirebon selama 12 jam

$
0
0
CIREBON, BERITALINGKUNGAN.COM- Dua belas aktivis lingkungan yang melakukan aksi damai menghentikan bongkar muat batu bara di Cirebon PLTU telah dibubarkan.
Protes tersebut merupakan bagian dari gelombang global ‘Break Free’ yang berlangsung dari 4-15 Mei, menuntut pemerintah untuk berhenti mengeksploitasi batu bara, minyak dan gas di tanah.
Evakuasi para aktivis dari crane bongkar muat masih berlangsung, tanpa insiden kekerasan. Para aktivis selanjutnya dibawa ke Kantor Polisi Cirebon untuk proses pemeriksaan.
Setelah mendudui pelabuhan bongkar muat batura sejak pagi, para aktivis dari koalisi Break Free (Greenpeace, WALHI dan JATAM) ini membentangkan spanduk bertuliskan ‘Quit Coal’ dan ‘Clean Energy, Clean Air’ dari kedua crane memasok batubara dan mendesak pemerintah untuk segera transisi menuju energi terbarukan. Masyarakat yang tinggal di sekita PLTU batu bara tersebut telah memprotes rencana perluasan sejak tahun lalu.
“Akhir aksi 12 jam ini akan menandai akhir dari era batubara di Indonesia. Batubara memiliki sejarah kotor di Indonesia mulai dari perampasan tanah, kekerasan terhadap masyarakat setempat, korupsi, polusi udara dan mengekspor perubahan iklim ke seluruh dunia, “kata Arif Fiyanto Iklim dan Kampanye Energi Greenpeace Indonesia.
Menurut Arif, waktunya masyarakat Indonesia untuk menunjukkan kepada pemerintah dan investor asing untuk menyudahi industri batu bara kotor kita yang sudah lebih dari cukup merugikan lingkungan dan masyarakat.
Polusi udara dari batubara di Indonesia telah memiliki dampak buruk terhadap kesehatan negara itu. Menurut sebuah studi Greenpeace Indonesia dirilis dengan peneliti Harvard University tahun lalu, tanaman batubara di Indonesia yang ada sudah menyebabkan sekitar 7.100 kematian dini per tahun.
Jika semua pembangkit listrik baru yang diusulkan dibangun, studi ini menemukan bahwa mereka dapat menyebabkan kematian lebih lanjut 21.200 orang, karena peningkatan risiko stroke, kanker paru-paru, penyakit jantung dan penyakit pernapasan kronis, serta kematian anak-anak akibat peningkatan risiko infeksi saluran pernafasan akut.
Jawa Barat Cirebon Coal Power Plant akan diperluas sebagai bagian dari 35.000 MW pembangkit listrik proyek penambahan kapasitas nasional. Di bawah rencana ini, lebih dari 60% dari tambahan 35.000 MW akan datang dari pembangkit listrik batu bara, sementara hanya 20% akan berasal dari energi terbarukan.
Unit pertama di Cirebon Coal Power Plant, beroperasi sejak Juli 2012, pernah meledak di September 2014 menyebabkan cedera pada beberapa pekerja. Rencana ekspansi akan didanai oleh JBIC (Bank Jepang untuk Kerjasama Internasional), bank yang sama di belakang pembangkit listrik lain yang kontroversial batubara di Batang.
“Presiden Jokowi memiliki pilihan: tetap dengan pendekatan-as-usual untuk menghasilkan listrik dan melihat kehidupan ribuan orang Indonesia dipotong pendek, atau memimpin transisi cepat untuk energi yang aman, bersih, terbarukan,” kata Arif.
“Hal ini tak terpikirkan bagi pemerintah untuk memperluas proyek bahan bakar fosil mengikuti kesepakatan Paris. Jika kita untuk menjaga kenaikan suhu rata-rata global untuk di bawah dua derajat, kita harus segera mengakhiri subsidi untuk bahan bakar fosil dan transisi ke 100% energi terbarukan. ” tambahnya.
Aksi tersebut merupakan rangkaian aksi setelah pada pawai 11 Mei lalu lebih dari 3.500 orang di Jakarta, dilakukan oleh komunitas dan warga terdampak PLTU di Jawa dan tambang batubara di luar Jawa. Greenpeace bergabung LSM lain dan masyarakat yang terkena dampak di Afrika Selatan, Filipina, Amerika Serikat, Kanada, Spanyol, dan negara-negara yang terkena dampak batubara lainnya sebagai bagian dari gerakan Break Free. (BL)
-->

KOPHI dorong pelajar Jakarta terlibat dalam pelestarian lingkungan

$
0
0
JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM- Momen peringatan Hari Pendidikan Nasional, dimanfaatkan sejumlah pemuda yang tergabung dalam Koalisi Pemuda Hijau Indonesia (KOPHI) melakukan edukasi lingkungan melalui acara “KOPHI Goes To School” dengan melibatkan seluruh pelajar SMAN 53 Jakarta akhir pekan kemarin.
Media dan Komunikasi Koalisi Pemuda HIjau Indonesia (KOPHI), Irma Dian Anggraini menjelaskan, pada umumnya, pendidikan adalah dasar dari budaya dan peradaban. Pendidikan membuat manusia untuk selalu berpikir, menganalisa, serta memutuskan. Menumbuhkan karakter pada diri sendiri juga merupakan tujuan dengan adanya pendidikan, sehingga menciptakan sumber daya manusia yang lebih baik.
“HARDIKNAS kita peringati bukan hanya untuk mengenang jasa Ki Hadjar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Indonesia dan seluruh pejuang pendidikan yang patut kita kenang dan hargai. Namun, juga sebagai momentum untuk merefleksikan tentang beragam upaya yang telah dan sedang dilakukan dalam menjalankan berbagai program dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, terutama pendidikan yang berlatar belakang lingkungan sesuai fokus kami.”ujarnya melalui keterangan persnya yang diterima Mediajakarta.com.
KOPHI meyakini bahwa semangat besar para pemuda dapat memberi pengaruh yang besar pula pada perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat Indonesia terkait isu lingkungan hidup.
Ketua Umum KOPHI, Oke Fifi Abriany mengatakan, anak muda sebagai garda terdepan bangsa Indonesia diharapkan bisa berkontribusi nyata dalam upaya pelestarian lingkungan melalui pendidikan lingkungan.“
Kepala Sekolah SMAN 53, Dumaria Simanjuntak menyambut edukasi lingkungan yang digelar anak-anak muda yang tergabung dalam KOPHI. Menurutnya, edukasi lingkungan sangat diperlukan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan, terutama bagi para pelajar.
“Ketika KOPHI berencana mengadakan acara di sini, saya langsung sambut karena ingin anak-anak SMAN 53 Jakarta punya wawasan tentang lingkungan, yang menurut saya, saat ini kondisinya sudah rusak,“ ujar Dumaria. (BL)
-->

Perubahan Iklim Global, Kedubes AS Pantau Kualitas Udara di Jakarta

$
0
0

JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM- Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyatakan concern terhadap kualitas udara di Jakarta. Langkah itu  sebagai bagian dari upaya menanggulangi perubahan iklim global.
Sebagai langkah nyata, Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Jakarta pun mengoperasikan sistem pemantauan kualitas udara mutakhirnya yang berfungsi untuk memantau kualitas partikel udara yang disebut dengan partikel 2,5 yang memiliki pengaruh besar bagi kesehatan masyarakat secara real time.
Partikel 2,5 adalah partikel berukuran paling kecil, dengan diameter kurang dari 2,5 mikrometer. Partikel ini dapat menembus ke paru-paru dan aliran darah secara langsung dan sering dikaitkan dengan sejumlah pengaruh buruk bagi kesehatan seperti penyakit jantung dan paru-paru.
Sistem pemantau kualitas udara milik Kedubes AS ini telah ditempatkan di 24 tempat di kedutaan dan konsulat AS di seluruh dunia, di antaranya Vietnam, Mongolia, Peru, dan Kosovo. Sementara di Indonesia, Kedubes AS menempatkan dua unit alat ini di dua lokasi milik kedutaan di Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat.
Menurut Dubes AS untuk Indonesia, Robert E. Blake, ada tiga tujuan utama dari program yang dijalankan oleh Kedubes AS yang bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta itu.
“Tujuan pertama adalah untuk menyediakan ketersediaan data mengenai kualitas udara, kedua adalah menyediakan informasi agar individu dan kota-kota di seluruh dunia dapat mengambil keputusan mengenai kesehatannya sendiri dan yang ketiga adalah untuk menginformasikan bahwa ada kerja sama antara AS dan Indonesia dalam isu penting ini,” kata Dubes Blake kepada awak media dalam acara perkenalan mesin tersebut di Jakarta kemarin.
Hasil pantauan alat tersebut akan terhubung dengan laman Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) secara langsung sehingga orang-orang dapat melihat tingkat partikel di udara, tidak hanya di Jakarta namun juga di seluruh dunia.
Selain pengoperasian alat canggih itu, Kedubes AS bekerja sama dengan Pemprov DKI dan EPA, untuk membuat program yang disebut dengan Breathe Easy Jakarta yang terdiri dari pelatihan-pelatihan dan analisis riset dan semua langkah-langkah yang didesain, untuk mengerti lebih jauh mengenai kontrol yang lebih efektif dan lebih baik terhadap polusi udara yang ada di Indonesia.
Sementara itu, Direktur Bagian Pencemaran Udara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dasrul Chaniago mengatakan dalam tiga tahun belakangan ini, polusi udara di Jakarta mulai berkurang.
“Untuk menciptakan udara yang tak tercemar, Kementerian LHK juga sedang menyiapkan rancangan peraturan baru bagi bahan bakar. Saat ini sedang dirundingkan dan hampir final. Sudah dibicarakan juga dengan kementerian-kementerian terkait,” ujar Dasrul.
Kementerian LHK juga mengimbau agar Indonesia memulai membangun transportasi umum dan jalur pedestrian demi kualitas udara yang lebih baik. “Jika jarak tak terlalu jauh lebih baik berjalan kaki. Hal tersebut tentu mengurangi polusi udara di Jakarta,” tandasnya. (BL)
-->

Dubes AS Dukung Pembangunan Jalur Pejalan Kaki di Jakarta

$
0
0
JAKARTA,BERITALINGKUNGAN.COM-Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, mendukung adanya gerakan pengurangan polusi udara di Indonesia, khususnya di Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Tak hanya itu, AS juga mendukung adanya pembangunan infrastruktur transportasi dan jalur pedestrian (pejalan kaki) sebagai bagian dari solusi menekan polusi udara.
“Saat ini kalau kita amati, pencemaran polusi di Jakarta grafiknya naik turun. Jika musim hujan, tentu polusi akan berkurang. Saya mendukung Jakarta untuk menggunakan bahan bakar bebas timbal. Terlebih, saya sangat mendukung dibangunnya trasportasi umum dan jalur pedestrian,” terang Dubes AS, Robert Blake di US Housing Complex, Jakarta Pusat beberapa hari yang lalu.
Menurut dia, pemakaian bahan bakar dengan timbal sangat membahayakan kesehatan manusia. “Di AS juga sempat mengalami hal yang sama. Kota paling berpolusi di AS adalah Los Angeles. Warga mengeluh dan pemerintah setempat akhirnya memberlakukan pemakaian bahan bakar yang aman dan imbauan untuk menggunakan transportasi umum,” imbuhnya.
Selain itu, kata dia, tren pengurangan polusi udara di AS digalakkan dengan penggunaan mobil hibrida. Mobil hibrida adalah mobil yang menggunakan tenaga listrik.
Soal perbandingan polusi di Jakarta dan Washington, Dubes Blake mengatakan bahwa hal tersebut tak bisa dibandingkan.
“Menurut saya, perbandingan tersebut kurang adil, karena pemakaian mobil lebih banyak di Jakarta. Mungkin akan lebih tepat jika dibandingkan dengan Los Angeles atau New York karena di Washington kami lebih sering menggunakan transportasi umum atau berjalan kaki,” tandasnya.
Ia juga mengusulkan adanya kerja sama AS dengan Indonesia di bidang otomotif, terutama untuk mobil hibrida.
“Ide yang sangat bagus. Namun, sayang untuk saat ini belum ada rencana. Tapi mobil hibrida sangat bagus untu mengurangi polusi. Lebih hemat dan tak mencemari lingkungan,” tandasnya. (BL)
-->
Viewing all 1284 articles
Browse latest View live